Kedua orang tua saya memberikan kebebasan untuk saya membuat pilihan
Nama saya adalah Leilah Ahmad. Ibu saya warga Australia, sementara ayah
saya berasal dari Pakistan. Saya mempunyai seorang saudara lelaki. Saya
tidak dibesakan dalam keluarga yang religius. Ibu saya memberikan saya
kebebasan untuk membuat pilihan. Oleh karenanya, saya mempunyai peluang
untuk memahami Islam dengan cara saya sendiri. Tidak ada siapapun yang
memaksa saya dalam hal ini.
Ketika saya menyedari
bahwa setiap hari Jumat ayah saya pasti akan keluar dari rumah. Saya
bertanya kepada ibu saya, "Ayah pergi ke mana?"
Ibu menjawab, "Dia menunaikan shalat jamaah".
Sebenarnya saya tidak paham apa itu shalat jamaah. Saya malah tidak
mengetahui bahwa ayah beragama Islam. Suatu hari saya bertanya kepadanya
tentang Islam.
Dia menjelaskan kepada saya tujuan
shalat berjamaah. Apa itu shalat jamaah. Dia menjelaskan bahwa shalat
tersebut merupakan bagian dari shalat lima waktu sehari semalam. Ia
termasuk dalam shalat zuhur. Saya meminta izin darinya untuk ikut
bersamanya ketika dia pergi menunaikan shalat jemaah. Dia memberikan
saya kesempatan untuk ikut bersamanya.
Kunjungan ke Masjid
Dia meminta saya mengenakan pakaian sopan, kerudung dan berlengan
panjang. Saya menurutinya. Ketika saya mendengar khutbah Jumat, ia
memberi kesadaran kepada saya. Seolah-olah Islam adalah sesuatu yang
baru buat saya. Saya tidak mempunyai sedikitpun ide tentang agama ini.
Saya melihat umat Islam dan saya tidak faham mengapa wanita Islam harus
mengenakan hijab.
Kunjungan ke masjid itu, sebenarnya
bukanlah sebuah masjid. Asalnya di tempat saya dibesarkan di kota
Cannes, ada sebuah rumah tempat mereka menggelar shalat jamaah dan
acara-acara Islami. Pada hari pertama, saya mendengar bacaan surat
al-Fil. Imam tersebut membacanya dalam dua bahasa, yaitu bahasa Inggris
dan bahasa Arab. Saya merasakan bahasa Arab yang dilantunkan begitu
indah dan menimbulkan kedamaian dalam diri saya.
Kemudian saya mula bertanya berbagai macam persoalan kepada ayah saya.
"Apakah tujuan shalat, mengapa anda memilih Islam sebagai agama anda?
Mengapa wanita muslim harus mengenakan kerudung? Apa itu al-Quran?
Apakah maksudnya? Dan sebagainya. Apakah maksud Islam secara khusus?"
Dia menjelaskan semuanya kepada saya. Malah dia memberikan kepada saya
sebuah al-Quran.
Melihat ayat-ayat di dalam Quran,
terasa begitu mempesona. Al-Quran kelihatan begitu indah. Cantik
menawan, tidak ada yang dapat menandinginya. Suatu hari saya memutuskan,
selepas melakukan penelitian dan merenung dengan dalam, apalagi selepas
ayah membawa saya mengikuti shalat jamaah, Magrib, Isha, semua shalat
dan juga hari raya. Ketika itu saya belum Islam sepenuhnya. Saya masih
belajar, belum memeluk Islam.
Keputusan Final
Satu hari, saya memutuskan untuk memeluk agama Islam dan inilah
keputusan final saya. Akhirnya saya akan menjadi seorang muslimah. Kami
pergi ke masjid, imam masjid tersebut menyaksikan saya mengucap dua
kalimat syahadah. Saya telah memilih untuk menjadi muslim. Saya percaya
bahwa tiada Tuhan yang saya sembah selain Allah Swt dan Nabi Muhammad
adalah utusan-Nya.
Selepas satu setengah tahun
kemudian, selepas mengamalkan ajaran Islam dan membaca al-Quran (saya
mengambil masa selama setahun untuk mempelajari huruf-huruf bahasa Arab)
kami berpindah ke Gold Coast. Orang tua kami membuat keputusan tersebut
untuk memudahkan saya dan saudara lelaki saya mempelajari lebih banyak
tentang Islam. Saudara lelaki saya turut memeluk agama Islam sama pada
waktu saya memeluk Islam. Walaupun ia mengambil masa yang lebih lama
dari saya untuk memahami Islam. Alhamdulillah kami sama-sama menjadi
muslim dan bisa membaca al-Quran dengan baik.
Famili dan Kawan
Tidak banyak penganut Islam di Cannes. Saya kehilangan banyak teman
karena kefahaman dan persepsi mereka tentang Islam amat berbeda. Banyak
di antara mereka yang tidak menghormati Islam. Tidak ada siapapun yang
memberi dukungan saat saya memeluk Islam kecuali ibu, ayah dan saudara
lelaki saya serta keluarga. Tanpa Islam tidak mungkin saya dapat
menempuh waktu-waktu kesulitan. Islam memperlihatkan kepada saya siapa
kawan saya sebenarnya. Jika mereka memahami, sudah tentu mereka akan
tetap bersama saya melewatinya.
Ketika pindah ke Gold
Coast, pada mulanya saya tidak mengenali ramai kawan padahal tempat ini
lebih ramai penganut Islam dan anak-anak disini lebih memahami Islam
serta menjalin persahabatan lebih mudah.
Saya punya
dua teman yang benar-benar baik. Semoga Allah memberikan hidayah kepada
mereka. Mereka sering mengikuti saya mendengar khutbah dan ceramah
agama. Mereka mengatakan bahwa mereka suka mendengarnya. Saya amat
gembira. Mereka merupakan teman terbaik saya. Andai saja mereka terbuka
hati untuk memeluk agama Islam, sudah pasti ianya bertambah baik.
Kehidupan dalam jilbab
Saya mengambil masa setahun sebelum mula mengenakan kerudung, itupun
setelah kami berada di Gold Coast. Berada di tempat ini ramai memandang
umat Islam dan banyak yang menghormati umat Islam. Hal ini membuat saya
lebih mudah untuk mengamalkan ajaran Islam secara terbuka, tanpa perlu
menyembunyikan diri. Saat seseorang bertanya apakah agama saya, saya
tidak perlu lagi mendiamkan diri. Kini saya bisa secara leluasa
menyebutkan agama saya; Saya adalah seorang muslimah, dan saya bangga
dengannya. Saya tidak lagi merasa takut untuk menyebutkannya.
Saya memberitahu kepada ayah saya, "Saya akan mengenakan kerudung esok.
Saya akan ke sekolah dengan mengenakan jilbab". Dan itulah yang saya
lakukan. Saya mengenakan kerudung dan berjanji tidak akan melepaskannya.
Saya merasa lebih tenang. Orang melihat saya. Sebagian melihat saya
dengan rasa penuh hormat. Sebagian lagi tidak, tetapi saya tidak
merasakan orang merenung saya seolah-olah saya menunjukkan tubuh saya.
Seolah-olah saya merasa jelek atau sepertinya, saya merasa lebih
gembira. Saya merasa lebih damai. Jiwa saya merasa lebih ringan.
Perasaan saya memang indah..alhamdulillah. Saya tidak akan mengubahnya
dengan dunia. Saya lebih rela mati dari melepaskan kerudung saya.
Apa yang bisa diberikan oleh Islam?
Kehidupan saya tidak mengalami perubahan besar. Saya masih orang yang
sama. Saya masih seperti manusia biasa macam orang lain. Saya makan
macam orang lain. Tetapi kehidupan saya lebih murni, dan semuanya lebih
masuk akal. Saya menjauhkan diri dari yang haram dan memelihara yang
halal. Itulah jalan benar. Dan untuk memberikan petunjuk kepada orang
lain, sudah tentu ia merupakan perbedaan besar.
Islam
banyak sekali memberikan jalan. Bagi saya, Islam memberikan kedamaian,
kesejahteraan, kebenaran, cinta, kebersihan dan jalan hidup.
Bagi saya, Islam merupakan jalan hidup.
Dan saya masih orang yang sama. Saya adalah warga Australia tetapi
keimanan saya berbeda. Saya adalah seorang muslimah. Saya seorang
muslimah Australia. Dan saya bangga untuk mengatakan saya adalah seorang
muslimah…. Alhamdulillah. (IRIB Indonesia/rohama.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar