Senin, 04 Juni 2012

Leilah Ahmad: Saya Bangga Mengatakan Diriku Sebagai Muslimah


Kedua orang tua saya memberikan kebebasan untuk saya membuat pilihan
 
Nama saya adalah Leilah Ahmad. Ibu saya warga Australia, sementara ayah saya berasal dari Pakistan. Saya mempunyai seorang saudara lelaki. Saya tidak dibesakan dalam keluarga yang religius. Ibu saya memberikan saya kebebasan untuk membuat pilihan. Oleh karenanya, saya mempunyai peluang untuk memahami Islam dengan cara saya sendiri. Tidak ada siapapun yang memaksa saya dalam hal ini.
 
Ketika saya menyedari bahwa setiap hari Jumat ayah saya pasti akan keluar dari rumah. Saya bertanya kepada ibu saya, "Ayah pergi ke mana?"
 
Ibu menjawab, "Dia menunaikan shalat jamaah".
 
Sebenarnya saya tidak paham apa itu shalat jamaah. Saya malah tidak mengetahui bahwa ayah beragama Islam. Suatu hari saya bertanya kepadanya tentang Islam.
 
Dia menjelaskan kepada saya tujuan shalat berjamaah. Apa itu shalat jamaah. Dia menjelaskan bahwa shalat tersebut merupakan bagian dari shalat lima waktu sehari semalam. Ia termasuk dalam shalat zuhur. Saya meminta izin darinya untuk ikut bersamanya ketika dia pergi menunaikan shalat jemaah. Dia memberikan saya kesempatan untuk ikut bersamanya.
 
Kunjungan ke Masjid
Dia meminta saya mengenakan pakaian sopan, kerudung dan berlengan panjang. Saya menurutinya. Ketika saya mendengar khutbah Jumat, ia memberi kesadaran kepada saya. Seolah-olah Islam adalah sesuatu yang baru buat saya. Saya tidak mempunyai sedikitpun ide tentang agama ini. Saya melihat umat Islam dan saya tidak faham mengapa wanita Islam harus mengenakan hijab.
 
Kunjungan ke masjid itu, sebenarnya bukanlah sebuah masjid. Asalnya di tempat saya dibesarkan di kota Cannes, ada sebuah rumah tempat mereka menggelar shalat jamaah dan acara-acara Islami. Pada hari pertama, saya mendengar bacaan surat al-Fil. Imam tersebut membacanya dalam dua bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Arab. Saya merasakan bahasa Arab yang dilantunkan begitu indah dan menimbulkan kedamaian dalam diri saya.
 
Kemudian saya mula bertanya berbagai macam persoalan kepada ayah saya. "Apakah tujuan shalat, mengapa anda memilih Islam sebagai agama anda? Mengapa wanita muslim harus mengenakan kerudung? Apa itu al-Quran? Apakah maksudnya? Dan sebagainya. Apakah maksud Islam secara khusus?" Dia menjelaskan semuanya kepada saya. Malah dia memberikan kepada saya sebuah al-Quran.
 
Melihat ayat-ayat di dalam Quran, terasa begitu mempesona. Al-Quran kelihatan begitu indah. Cantik menawan, tidak ada yang dapat menandinginya. Suatu hari saya memutuskan, selepas melakukan penelitian dan merenung dengan dalam, apalagi selepas ayah membawa saya mengikuti shalat jamaah, Magrib, Isha, semua shalat dan juga hari raya. Ketika itu saya belum Islam sepenuhnya. Saya masih belajar, belum memeluk Islam.
 
Keputusan Final
Satu hari, saya memutuskan untuk memeluk agama Islam dan inilah keputusan final saya. Akhirnya saya akan menjadi seorang muslimah. Kami pergi ke masjid, imam masjid tersebut menyaksikan saya mengucap dua kalimat syahadah. Saya telah memilih untuk menjadi muslim. Saya percaya bahwa tiada Tuhan yang saya sembah selain Allah Swt dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
 
Selepas satu setengah tahun kemudian, selepas mengamalkan ajaran Islam dan membaca al-Quran (saya mengambil masa selama setahun untuk mempelajari huruf-huruf bahasa Arab) kami berpindah ke Gold Coast. Orang tua kami membuat keputusan tersebut untuk memudahkan saya dan saudara lelaki saya mempelajari lebih banyak tentang Islam. Saudara lelaki saya turut memeluk agama Islam sama pada waktu saya memeluk Islam. Walaupun ia mengambil masa yang lebih lama dari saya untuk memahami Islam. Alhamdulillah kami sama-sama menjadi muslim dan bisa membaca al-Quran dengan baik.
 
Famili dan Kawan
Tidak banyak penganut Islam di Cannes. Saya kehilangan banyak teman karena kefahaman dan persepsi mereka tentang Islam amat berbeda. Banyak di antara mereka yang tidak menghormati Islam. Tidak ada siapapun yang memberi dukungan saat saya memeluk Islam kecuali ibu, ayah dan saudara lelaki saya serta keluarga. Tanpa Islam tidak mungkin saya dapat menempuh waktu-waktu kesulitan. Islam memperlihatkan kepada saya siapa kawan saya sebenarnya. Jika mereka memahami, sudah tentu mereka akan tetap bersama saya melewatinya.
 
Ketika pindah ke Gold Coast, pada mulanya saya tidak mengenali ramai kawan padahal tempat ini lebih ramai penganut Islam dan anak-anak disini lebih memahami Islam serta menjalin persahabatan lebih mudah.
 
Saya punya dua teman yang benar-benar baik. Semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka. Mereka sering mengikuti saya mendengar khutbah dan ceramah agama. Mereka mengatakan bahwa mereka suka mendengarnya. Saya amat gembira. Mereka merupakan teman terbaik saya. Andai saja mereka terbuka hati untuk memeluk agama Islam, sudah pasti ianya bertambah baik.
 
Kehidupan dalam jilbab
Saya mengambil masa setahun sebelum mula mengenakan kerudung, itupun setelah kami berada di Gold Coast. Berada di tempat ini ramai memandang umat Islam dan banyak yang menghormati umat Islam. Hal ini membuat saya lebih mudah untuk mengamalkan ajaran Islam secara terbuka, tanpa perlu menyembunyikan diri. Saat seseorang bertanya apakah agama saya, saya tidak perlu lagi mendiamkan diri. Kini saya bisa secara leluasa menyebutkan agama saya; Saya adalah seorang muslimah, dan saya bangga dengannya. Saya tidak lagi merasa takut untuk menyebutkannya.
 
Saya memberitahu kepada ayah saya, "Saya akan mengenakan kerudung esok. Saya akan ke sekolah dengan mengenakan jilbab". Dan itulah yang saya lakukan. Saya mengenakan kerudung dan berjanji tidak akan melepaskannya. Saya merasa lebih tenang. Orang melihat saya. Sebagian melihat saya dengan rasa penuh hormat. Sebagian lagi tidak, tetapi saya tidak merasakan orang merenung saya seolah-olah saya menunjukkan tubuh saya. Seolah-olah saya merasa jelek atau sepertinya, saya merasa lebih gembira. Saya merasa lebih damai. Jiwa saya merasa lebih ringan. Perasaan saya memang indah..alhamdulillah. Saya tidak akan mengubahnya dengan dunia. Saya lebih rela mati dari melepaskan kerudung saya.
 
Apa yang bisa diberikan oleh Islam?
Kehidupan saya tidak mengalami perubahan besar. Saya masih orang yang sama. Saya masih seperti manusia biasa macam orang lain. Saya makan macam orang lain. Tetapi kehidupan saya lebih murni, dan semuanya lebih masuk akal. Saya menjauhkan diri dari yang haram dan memelihara yang halal. Itulah jalan benar. Dan untuk memberikan petunjuk kepada orang lain, sudah tentu ia merupakan perbedaan besar.
 
Islam banyak sekali memberikan jalan. Bagi saya, Islam memberikan kedamaian, kesejahteraan, kebenaran, cinta, kebersihan dan jalan hidup.
 
Bagi saya, Islam merupakan jalan hidup.
 
Dan saya masih orang yang sama. Saya adalah warga Australia tetapi keimanan saya berbeda. Saya adalah seorang muslimah. Saya seorang muslimah Australia. Dan saya bangga untuk mengatakan saya adalah seorang muslimah…. Alhamdulillah. (IRIB Indonesia/rohama.org)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar