Senin, 04 Juni 2012

Aysha: Kata Ibuku, Saya Melahirkan Anak Kristen, Bukan Muslimah Berjilbab


Nama saya Aysha. Saya berasal dari Utara Hungaria. Saya mendengar tentang Islam ketika saya berada di sekolah menengah, dalam pelajaran sejarah, karena Hungaria pernah berada di bawah kekuasaan Turki selama 150 tahun.
 
Kemudian saya memasuki universitas untuk melanjutkan pelajaran dalam bidang biologi molecular, di sini saya menemui banyak pelajar muslim dari luar negeri. Saya senantiasa ingin tahu mengapa umat Islam bangga dengan agama mereka.
 
Saya adalah seorang penganut katolik, tetapi sering punya keraguan dan saya tidak setuju dengan sebagian ajaran agama saya. Contohnya, bagaimana bisa Tuhan mempunyai putra dan demikian juga konsep trinitas.
 
Pernah suatu ketika saya sedang makan malam bersama dengan teman-teman saya, tiba-tiba terdengar suara azan. Salah seorang teman minta saya memberhentikannya, tetapi saya menolak. Saya begitu terpesona dengan keindahan suara azan dan sesuatu sepertinya menyentuh hati naluri saya.
 
Pada musim panas saya mendownload program al-Quran secara tidak sengaja. Saya tertegun mendengar lantunan bahasa Arab dan membaca teks Inggrisnya. Saya mulai berfikir tentang Islam dan membaca buku-buku berkaitan dengannya.
 
Selepas dua bulan, saya memeluk agama Islam. Saya mengucapkan syahadah di hadapan dua teman saya. Saya menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
 
Saya memilih Islam sebagai agama saya dan menentang budaya, keluarga terutama ibu saya.
 
Ramadhan pun tiba, saya memutuskan untuk melaksanakan puasa sebagai permulaan kehidupan baru dalam Islam. Alhamdulillah saya berhasil melaksanakannya.
 
Saya mula menunaikan shalat. Pada mulanya memang agak sulit bagi saya karena orang di sekitar saya bukan muslim. Jadi saya tidak bisa bertanya kepada siapapun.
 
Saya belajar shalat sendirian dengan melihat internet. Karena tidak ada seorangpun yang menunjukkan kepada saya bagaimana cara untuk melaksanakan shalat, bagaimana melakukan wudhu, apa yang perlu saya baca sebelumnya atau bagaimana melakukan mandi atau apakah etika dan hukum dalam Islam yang harus saya patuhi??
 
Saya pernah punya teman, sayangnya dia benar-benar membuat saya kecewa. Dia memberitahu saya bahwa saya tidak akan pernah memahami Islam karena saya tidak lahir dalam Islam. Saat saya memberitahu dia bahwa saya akan berpuasa, dia mengatakan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar saja. Pada masa itu saya benar-benar baru. Saya baru memeluk Islam kira-kira sebulan.
 
Saya menjadi takut, bagaimana jika saya tidak dapat belajar bagaimana untuk shalat dalam bahasa Arab? Bagaimana jika saya tidak dapat melaksanakan dengan cara yang benar? Saya tidak punya kerudung, saya tidak punya sajadah untuk menunaikan shalat, saya juga tidak mendapat bantuan dari seorangpun. Saya memiliki banyak keraguan.
 
Ketika saya mula menunaikan shalat, saya gambarkan Tuhan sedang melihat saya dengan senyuman. Malah saya pernah menulis teks bacaan shalat di atas kertas serta panduan-panduannya, saya memegang kertas tersebut di tangan kanan sambil membaca kuat dan rukuk. Kemudian membaca lagi, begitulah seterusnya. Saya pasti kelihatan sangat aneh.
 
Kemudian saya berhasil menghafal bahasa Arab, masalah yang saya hadapi teratasi. Saya membuka akun facebook. Di sini saya mempunyai banyak teman baru. Dari sahabat-sahabat di facebook, saya mendapat perhatian dan dukungan.
 
Malah ada seorang lelaki muslim membelikan saya kerudung, sajadah dan buku-buku Islam untuk saya. Untuk pertama kalinya saya mendapat al-Quran dalam bahasa Arab dari Yordania yang dihantar lewat pos. Kita tidak akan dapat menemukan al-Quran di Hungaria. Kini saya turut mengenakan jilbab.
 
Hubungan saya dan ibu saya menjadi tegang. Dia menuduh saya akan menjadi teroris dan saya akan meninggalkan dia seperti mana saya meninggalkan Kristen. Saya juga akan meninggalkan Hungaria. Dia sengaja meletakkan daging babi dalam kulkas. Saya enggan memakannya, perkara ini menimbulkan perselisihan besar di antara kami.
 
Dia tidak tahan melihat saya shalat atau memakai jilbab. Oleh karenanya, saya shalat di dalam kamar saya. Dia tidak akan memandang saya saat saya mengenakan jilbab dan dia akan merengut dengan berkata, "Saya melahirkan seorang anak Kristen bukan seorang muslimah yang berhijab."
 
Hubungan kami benar-benar menghadapi masalah serius. Tetapi saya tidak pernah berlaku kasar padanya. Alhamdulillah kini dia lebih tenang dan tampaknya dia menerima saya. Saya sungguh bersyukur kepada Allah. Kini dia tidak lagi merengut saat saya mengenakan jilbab.
 
Saya tidak pernah bercakap dengan ayah saya, dan dia juga tidak ingin menemui saya. Tetapi kini karena Islam, saya berbuat baik terhadapnya. Kini dia sering mengunjungi kami.
 
Ya, kehidupan saya merupakan ujian besar tetapi Alhamdulillah saya mempunyai kesabaran dan harapan. Pada Hari Kiamat nanti saya amat bersyukur kepada mereka. Saya akan terus berusaha untuk meningkatkan ilmu yang ada dan menjadi lebih baik dalam memahami ajaran Islam.
 
Saya percaya bahwa segala yang berlaku telah ditentukan oleh Allah Swt dan saya tidak dapat mengubahnya tetapi saya bisa memilih untuk hidup dengan lebih baik.
 
Saya berusaha untuk membantu orang lain di Debrecen. Saya menyelenggarakan proyek menghimpun pakaian terpakai untuk kamp pengungsi. Terdapat ramai muslim yang tidak punya rumah karena perang. Kami menghimpun pakaian dan membawanya ke sana. Saya membuat roti Pakistan untuk anak-anak dan kaum perempuan. Mereka amat gembira sekali dan kami merasa senang.
 
Dulu saya berteriak jika ada orang yang menggangu saya. Tetapi kini saya lebih suka menunjukkan contoh ke mana saja saya pergi. Saya juga berusaha untuk membimbing mereka yang baru memeluk agama Islam. Baru-baru ini saya bertemu dua orang muslimah Hungaria yang baru memeluk Islam. Saya memberikan mereka buku-buku, sajadah saya dan al-Quran. Alhamdulillah, kami shalat bersama dan mereka amat gembira sekali.
 
Saya berusaha untuk memperlihatkan citra bahwa kita umat Islam adalah orang yang baik, ramah dan memiliki hati yang bersih. Kini saya sedang belajar bahasa Arab, supaya bisa membaca al-Quran dengan baik. Saya membaca al-Quran dalam bahasa Hungaria, saya menunaikan shalat lima kali sehari semalam. Saya berusaha untuk menuruti al-Quran dan Sunnah Nabi, dan saya membaca buku untuk bisa mendapat pemahaman yang lebih baik tentang Islam. (IRIB Indonesia/Rohama.org)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar