Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyatakan bahwa
industi penerbangan global akan mengalami kerugian hingga lebih dari
lima milyar dolar tahun ini menyusul friksi Barat atas program nuklir
Iran.
CEO IATA Tony Tyler mengatakan, perkiraan
keuntungan industri untuk 2012 bisa berkurang hinggal lebih dari lima
milyar dolar jika harga minyak naik hingga ke angka 150 dolar per barel
akibat friksi Barat dengan Iran. Demikian dilaporkan CBS News Selasa
(20/3).
"Saya harus tekankan bahwa industri ini
rentan," kata Tyler seraya menjelaskan bahwa perkiraan pertumbuhan
global sebesar hanya dua persen untuk tahun ini.
IATA
sendiri telah berkontribusi terhadap sanksi anti-Iran setelah menyerah
pada tekanan Barat pada tanggal 10 Oktober dan mengumumkan bahwa mereka
akan menutup layanan pembayaran untuk warga Iran yang menggunakan
maskapai penerbangan milik IranAir. (IRIB Indonesia/MZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar